Senin, 31 Maret 2014

Belajar beternak puyuh

tips-beternak-puyuhBurung puyuh yang asalnya tinggal di hutan dan semak-semak ini sekarang sudah menjadi komoditi usaha peternakan. Terkenal dengan kelezatan telurnya, burung puyuh semakin giat dikembangkan dalam sektor peternakan, mulai dari skala kecil, sedang, hingga besar. Permintaan pasar terhadap telur puyuh semakin meningkat dan belum terpenuhi oleh para peternak yang ada. Terdapat sekitar 9.3 juta butir telur yang dibutuhkan masyarakat Indonesia per minggu. Namun, hanya 3.4 juta butir telur yang baru bisa dipenuhi.

Dengan demikian, masih ada selisih kekurangan pasokan sekitar 5.9 butir lagi. Tentu selisih ini menjadi peluang besar bagi Anda untuk menjemput sukses usaha beternak puyuh. Harga telur puyuh belum pernah dijual di bawah harga produksi sehingga peternak akan selalu memperoleh untung. Menurut pengalaman peternak, daging dan kotorannya saja sudah ada yang memesan setiap bulan. Karena itu, peternak puyuh tidak pernah khawatir untuk memasarkan hasil produksinya.
Kapasitas produksi telur puyuh sangat tinggi, posisi terbesar kedua setelah ayam ras petelur. Puyuh sudah dapat mulai bertelur pada usia 45 hari dan akan terus bertelur selama sekitar 18 bulan. Dalam satu tahun, puyuh dapat bertelur 250—300 butir per ekor. Jika sudah mencapai ambang batas minimum produksi (apkir), puyuh dapat dijual untuk dikonsumsi dagingnya. Masyarakat Indonesia menyukai daging puyuh karena teksturnya lembut dengan rasa yang gurih dan lezat.
Berbeda dengan beternak ayam dan itik, beternak puyuh dapat dilakukan di lahan sempit. Dalam 1000 ekor, Anda hanya memerlukan lahan seluas 7.5 m². Teknik pemeliharaannya juga cukup mudah dibandingkan dengan beternak ayam. Selain lebih simpel, puyuh juga relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Seorang karyawan mampu menangani dan merawat 6.000 ekor puyuh per hari, yang meliputi kegiatan pemberian pakan dan minum, dan membersihkan kandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar